Malioboro
Malioboro
Siapa yang tidak tahu Malioboro? Ada slogan yang berbunyi “durung neng jogja nek durung neng malioboro” yang artinya “ belum ke jogja kalau belum ke malioboro “. Slogan tersebut memang benar adanya karena Malioboro merupakan jantung perdagangan kota Yogyakarta. Atmosfir Malioboro tidak pernah mati, baik pagi, siang maupun malam. Malioboro selalu dipenuhi dengan orang orang yang bertransaksi atau sekedar jalan jalan , dan tentunya dengan sapa ramah tamah dari penghuninya. Bisa di bilang Malioboro adalah Paris Van Java nya Jogja. jalan Malioboro membentang kurang lebih 2km dari rel stasiun Tugu sampai titik nol km.
Berbagai jenis barang dan makanan dijajakan di sana. Dengan harga yang bisa di tawar Anda akan mendapatkan harga yang seminim minimnya. Berbagai pernak pernik, bunga anyam, tas, batik, sandal dan masih banyak lagi tersedia di Malioboro. Tidak hanya toko toko besar saja yang menjualnya, Di malioboro kita akan temukan pedagang pinggir toko yang jumlahnya ratusan. Pada malam hari, Malioboro menjadi surga lesehan yang menjajakan berbagai macam kuliner khas Jogja. lampu khas Jogja un siap menemani perjalananan Anda menyusuri kota yang penuh keistimewaan ini. hilir mudik para musisi jalanan juga tak pernah berhenti menghiasi gendang telinga Anda, saut sautaan sapaan dari masyarakat Jogja pun menjadi ciri keramahtamahan tersendiri ketika berada di Maliboro. Malioboro adalah jalan yang tidak pernah sepi dan mati. Malioboro selalu hidup dan menjadi topangan nafkah banyak orang. Menjadi surga belanja para wisatawan dan Malioboro sering dijuluki paris van javanya Jogja lho. Jadi bagi Anda yang berkunjung ke Yogyakarta jangan sampai melewatkan Malioboro sebagai tempat memburu oleh oleh ya!